Kamis, 20 November 2014

Tempe & Tahu Bacem

Bismillah...
Ga terasa udah bulan November, bentar lagi akhir tahun nih...
Sampai saat ini belum kabayang bagaimana akhir tahun 2014 ini, apakah akan super sibuk seperti akhir tahun yang lalu, ataukah akan ada nuansa yang berbeda di akhir tahun ini, entahlah...
Yang jelas dinikmati & bersyukur aja di tiap detik yang kita lewati :-) #edisi bersyukur.

Hemm... baiklah, kali ini ingin posting makanan rakyat yang sederhana tapi nikmat *halah
Gapapa deh klo mau bilang ini makanan ndeso, biar ndeso tapi banyak yang nyari brarti banyak yang suka kan? hehee... ;-)


Mungkin banyak yang suka karena keunikan rasanya yang legit alias manis menggigit *halah... bahasa opo maneh iki :P
Yang jelas, saya adalah satu diantara sekian banyak orang yang suka dengan tempe & tahu bacem ini.
Saya ga tahu dari mana asal makanan ini *mungkin dari Jawa, karena tempe & tahu banyak di Jawa :D
Kalau di jakarta ini memang agak susah mencari bacem, tidak semua warung makan ada, biasanya adanya di pasar-pasar tradisional & warung / rumah makan asal jawa karena biasanya sebagai lauk pelengkap gudeg.

Sebenarnya udah lama banget pingin bikin bacem sendiri, dulu kayaknya pernah bikin juga waktu di Jambi, tapi lupa-lupa ingat, dan belum sempat didokumentasikan :-)
Daaan... foto inipun sebenarnya udah lama ngendon di file picture, tapi.... berhubung terhalang oleh kemalasan yang luaarrr biasa jadinya baru bisa mempostingnya sekarang, huehehehe...

Kali ini memakai resep bacem versinya mba Diah Didi, yang udah lengkap banget dengan tips nya :)
Resepnya bisa diintip langsung di webnya mba Diah disini, dan biar lebih afdol kutuliskan lagi dibawah ini, karena resep ini recomended banget lah pokoke :P

Bahan dan bumbu:
10 pc tahu (saya campur dengan tempe)
800 ml air kelapa
100 gr gula merah yang warnanya coklat
5 butir bawang merah, iris tipis
3 siung bawang putih, geprek / iris tipis juga
1/2 sdt ketumbar
2 lbr daun salam
2cm lengkuas, memarkan
1 sdt garam
1/2 sdt kaldu bubuk (saya kemarin gak pake)
minyak secukupnya untuk menggoreng


Sebagai gantinya kaldu bubuk saya memakai ceker ayam 6 buah, yang direbus bareng bersama tempe dan tahu. Kan sama aja keluar juga kaldunya, sehingga rasanya menjadi gurih dan tambah nikmat.
Sehingga sekalian membuat ceker ayam bacem juga, enak juga kok, hihihi...
Sayangnya waktu bikin yang ini kebetulan saya punyanya gula yang berwarna coklat terang sehingga hasil bacemnya pun agak terang, kurang pekat warna coklatnya. Tapi gak papa deh, secara rasa tetap memuaskan kok. 

Cara membuat:
1. Siapkan panci, masukkan bahan & semua bumbu, lalu tuang air kelapa dan tutup panci, rebus dengan api kecil hingga air menyusut.
2.  Goreng bacem hingga matang dan warna kecoklatan.
Siap disajikan.

Tips dari mba Diah;
Jangan menggunakan api yang besar ketika merebus karena air menjadi cepat habis sementara bumbu belum meresap.
Ketika merebus sesekali balikkan tahu/tempe agar bumbu meresap merata, sambil diiicip dan disesuaikan dengan selera rasa masing-masing.
Agar bacem menjadi semakin padat dan mantap sebaiknya bacem diinapkan dulu dengan tetap direndam air bumbu sisa rebusannya dan masukkan ke kulkas. Jadi ketika kita goreng keesokkan harinya bacemnya akan terasa lebih enak, padat, bumbu meresap, mantap, coklat cantik seperti kalau kita beli.



Next time bakalan bikin lagi dengan resep ini, karena hasilnya memuaskan. Kalau yang bikin sebelumnya gak pake takaran, hahaha.... main feeling gitu ceritanya. Namanya juga feeling jadi suka tidak konsisten takarannya. Makasih ya mba Diah, udah share resepnya.
Jempol deh :D

Kamis, 09 Oktober 2014

Super Fudgy Brownies

Bismillah...

Lagi-lagi posting resep & foto-foto yang udah lama tersimpan di file my picture, hihihi...


Gak papa ya, kan belum ada catatannya. Super Fudgy Brownies ini adalah resepnya mba Ricke yang sudah terkenal banget di dunia maya. Resep-resepnya keren-keren dan banyak menginspirasi para foodblogger & ibu-ibu lainnya menjadi bersemangat untuk memasak *ibu-ibu ini saya maksudnya, hihihii... :D

Thank's alot ya mba Ricke karena telah berbagi resep & ilmu perbakingan, hee...  :-)
Dari sekian banyak resep brownies yang sudah pernah kucoba, resep satu ini merupakan salah satu resep favorit keluargaku, bikin ketagihan untuk sering-sering membuatnya. Enak siy... hehee...
Alhamdulillah beberapa teman kantor juga memesannya, sebagai oleh-oleh ataupun cemilan di rumah.
Pokoknya top deh rasanya, nyoklat banget, klasik, crispy diluar dan lembut di dalam... hemmm...
Makan sepotong dijamin ga cukup deh! Buktinya suamiku pas bantuin iris-iris & memfoto browniesnya udah langsung habis 3 potong, hahahaha... :D


Resep aslinya bisa di intip disini:
Selanjutnya seperti biasa, sebagai catatanku ini dia resepnya:

Bahan:
120 gram unsalted butter
130 gram terigu protein sedang / all purpose flour
30 gram coklat bubuk
1/2 sdt baking powder
1/2 sdt garam
225 gram dark cooking chocolate, cincang
250 gram gula pasir halus (gula kastor)
3 butir telur ukuran besar

Taburan (optional):
Almond slice/kenari cincang/chocolate chips, dll

Cara membuat:
1. Panaskan oven 180'C. Olesi loyang dengan mentega dan alasi dengan kertas roti. Oles kembali dengan mentega. Pada bagian sisi-sisi loyang lebihkan sedikit kertas rotinya sekitar 1 cm (fungsinya untuk mengangkat brownies keluar dari loyang). Sisihkan.
2. Campur dan ayak terigu, coklat bubuk, baking powder dan garam. Sisihkan.
3. Lelehkan butter. Masukkan dark cooking chocolate. Aduk-aduk hingga coklat meleleh dan tercampur rata dan licin. Angkat.
4. Masukkan gula pasir halus. Aduk rata dengan whisker hingga gula terlihat menyatu dengan coklat. Masukkan telur. Aduk rata kembali hingga rata dan lembut. Masukkan campuran terigu.
Aduk rata hanya sampai tepung sudah merata dan tidak terlihat lagi. Jangan diaduk terlalu lama!
5. Tuang ke dalam loyang. Ratakan permukaannya. Beri taburan kacang-kacangan dan chocolate chips bila suka. Panggang dalam oven sampai matang sekitar 50 menit.
Test sentuh permukaan bagian tengahnya sudah kokoh bila ditekan dan akan terbentuk lapisan 'shiny crust' khas brownies. Test tusuk bila perlu.
6. Keluarkan dari oven. Diamkan sekitar 30 menit dalam loyang. Keluarkan dengan cara mengangkat kelebihan kertas roti di sisi loyang.
Dinginkan di rak kawat. Potong-potong sesuai selera.


Catatan dari mba Ricke; untuk membuat melted brownies bisa ditambahkan couverture chocolate kepingan atau batangan yg dicincang. Tuang 1/2 bagian adonan ke loyang, tata coklat couverture. Tuang kembali sisa adonan. Panggang.
*kalau saya jarang menambahkan ini, soalnya menurutku browniesnya udah cukup oke, nyoklat banget & yummy pastinya... :D
Oiya, biasanya kalau bikin brownies gulanya saya kurangi sedikit karena saya juga sudah cukup manis... *halah... :P
Hehehee... tidak bermaksud apa-apa, hanya saja klo soal manis itu selera ya, tergantung lidah masing-masing, kebetulan saya sekeluarga lebih suka brownies yang tidak terlalu manis :-)


Jumat, 26 September 2014

Tahu Bakso

Bismillah...

Akhir-akhir ini rasanya kok males masak yak,  berasa kaya cooking blues (hadeeh... boso opo to iki? xixixixixi....)  Ya... pokoknya gitu deh, padahal yo bahan kue masih buanyak, dapur & alat-alat selalu ready, browsing buat nambah wawasan & ide masakan baru juga masih teteup.., tapi hemmm.... buat memulai aktivitas berteman dengan tepung dsb nya kok ya... ada aja halangannya (halangan atau lebih tepatnya alasannya, hee...) :P
Jadi kali ini mo posting gambar & resep yang ada di file aja deh, yang belum sempat diupload. Klo ngeblog siy kategorinya bukan males melainkan ga punya banyak waktu, hee.... *iih sok sibuk :P

Baiklah, berhubung sudah terlanjur nulis judul itu, ya... ini dia penampakanTahu Bakso nya:


Gorengan lagi...?? Iyaa, emang kenapa?? Aku kan gak dikutuk untuk tidak makan gorengan selama setahun, jadi gak papa klo makan gorengan, hihihi... :D
Ups..! kok pake kata-kata itu? Wah, ini gara-gara sering nonton Mahabharata di TV (lho.. lho.. ngomong gorengan kok sampai ke film? gagal fokus nih kayaknya) :P
Gorengan memang enak koq, buat lauk makan maupun buat cemilan, sebagai teman minum teh atau kopi di teras rumah pada sore hari saat hujan rintiik-rintik... hadeeuuuh, mbayangin suasananya aja udah nikmat banget, qeqeqeqe... :D
Sepertinya gorengan ini memang salah satu makanan favoritnya orang Indonesia, terbukti dari bertebarannya penjual gorengan di pinggir-pinggir jalan, dan semuanya laku lhooo! :D

Tapi awas..! jangan jajan sembarangan ya, nenek bilang itu berbahaya ya...ya...ya... :D
Bagaimanapun teliti sebelum membeli adalah langkah yang tepat, karena mencegah lebih baik daripada mengobati :-)
Berbagai jenis gorengan yang dijajakan di pinggir jalan memang sangat menggoda dan acap kali membuat kita tergiur untuk membelinya. Tapi jangan lupa, sekarang ini banyak sekali jenis penyakit, yang kalau kita cermati berawal dari kebiasaan yang kurang sehat, salah satunya ya kebiasaan jajan sembarangan itu. Seperti yang pernah kualami long time a go *halah... gara-gara sering jajan sembarangan akhirnya kena radang tenggorokan deh. Itu terjadi ketika masih kuliah, secara belum punya alat lengkap buat masak, plus males juga, plus maunya yang praktis-praktis (alasan) :D

Salah satu faktor yang bikin gorengan ini berbahaya adalah pemakaian minyak goreng yang berulang-ulang, bahkan klo ga salah sempat booming berita bahwa ada minyak goreng dikasih plastik ataupun lilin dengan tujuan gorengannya tetep renyah walaupun sudah lama, hemmm... jahat yak?! :-(
Memang sih, mungkin tidak semua penjual gorengan berlaku curang seperti itu, pasti ada yang jujur, baik & tulus hatinya dengan menjual gorengan yang berkualitas. Tapi ada baiknya kita waspada, karena tingkat ke higienisan gorengan di pinggir jalanan yang berdebu dengan banyaknya asap dari kendaraan yang berlalu lalang juga perlu kita pertimbangkan.

Oke deh..., jadi... kesimpulannya makanan home made tetaplah yang terbaik dilihat dari sisi kesehatan badan & kesehatan kantong. #eeh :D
Maka dari itu, ayo ibu-ibu... yang semangat ya memasak untuk keluarganya. *menyemangati diri sendiri. :P
Kalau dulu aku suka sama yang praktis-praktis, sekarang suka sama yang praktis & pasti aja deh. Yang pasti enak & higienis itu tentunya makanan yang dimasak sendiri. ;-)


Baiklah, udah panjang lebar ngalor ngidul ngomongnya, sekarang saat nya back to menu.
Ini hampir sama dengan resep Tahu Isi yang udah pernah kuposting sebelumnya, cuma beda isiannya aja. Kalau Tahu Isi pake sayuran yang ini ya sesuai namanya donk, pake bakso. Tapi baksonya yang udah siap pake biar praktis (padahal adanya di kulkas yo cuma itu) xixixixi... :P

Bahan:
20 pc Tahu --- yang siap pakai / matang (bisa yang bentuk segitiga atau kotak) ataupun tahu mentah yang digoreng sampai berkulit. 
10 pc bakso sapi siap pake yang ukurannya agak gede ya --- masing-masing belah 2 untuk isian
minyak goreng secukupnya

Adonan tepung:
6 sdm tepung terigu (pake yang kunci biru / segitiga biru)
1 sdm tepung beras
air secukupnya

Bumbu halus (uleg):
2 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
1 btr kemiri
1cm kencur
garam secukupnya

Caranya:
1. Campur bumbu halus dengan tepung, tuang air sambil diaduk sampai kekentalan yang diinginkan (yang sedang saja, jangan terlalu encer)
2. Sayat bagian sisi tahu lalu masukkan bakso, celupkan pada adonan tepung, lalu goreng pada minyak yang sudah panas sampai matang.
3. Angkat, tiriskan dan sajikan dengan cabe rawit.

Gampang banget kan? ehm... enak deh sambil nyeruput teh atau kopi :-)
 

Selasa, 09 September 2014

Brownies Kukus Keju

Bismillah...

Alhamdulillah, akhirnya bisa nyentuh blog lagi setelah sekian lama vakum. Kangen banget rasanya... hemm
Ga tau nih, ada aja halangannya kalau mau posting.
Tapi memang kesibukan akhir-akhir ini luar biasa baik di kantor maupun di rumah.
But, it's ok yang penting sekarang dah bisa eksis lagi, hihihhii...

Kali ini mau posting Brownies Kukus Keju, dengan resep dari web NCC, so pasti dijamin ueenak deh...!!
Ini dia penampakan browkus keju ku yang pertama kali :-)


Resep ini sudah sering kubuat, bahkan udah sempat ku bisnis kan, hehehe... *walaupun baru di sekitaran temen-temen kantor aja. Tapi tanggapannya lumayan lah, enak kata mereka.
Memang kue ini favorit nya anak-anak, ngeju banget soalnya ;-)
Di rumah pun kue ini selalu ludes ga sampai sehari untuk 1 resep *hemmm doyan apa laper? :D

Awalnya agak-agak gimana gitu dengan nama Brownies Kukus Keju, secara brownies kan biasanya pake coklat ya... (lha namanya aja berasal dari kata "brown" yang brarti coklat, tapi brownies yang satu ini sama sekali ga pake coklat). Tapi ya sudahlah, mungkin memang udah begitu dari sono nya, hehehee...
Resep ini sudah sangat populer alias sudah lama malang melintang di dunia maya. (aku aja yang telat praktek, hemm... maklumlah nyentuh dunia per-kue-an nya juga baru aja, hehehe *malu.. )
Btw, buatku pribadi apa aja namanya ga masalah yang penting rasanya ueenaaake poolll,  pokoknya "2 thumbs up" deh buat yang satu ini :D


Kalau ga salah resep aslinya ini dari mba Nia Radin Cake, salam kenal mba Nia, makasih ya resepnya jadi favorit anak-anakku. :-)
Hemm tapi waktu itu nemunya di web/grup NCC dan banyak juga postingan di blog lainnya.
Daannn, teteuppp harus kutulis lagi disini, biar gak lupa.

Brownies Kukus Keju

Bahan A :
2 btr kuning telur
2 btr telur utuh
100 gr gula pasir
1/2 sdt vanilli
1/2 sdm emulsifier (SP/TBM)
1/2 sdt garam

Bahan B : (campur & ayak)
75 gr tepung terigu protein sedang (segitiga biru)
25 gr susu bubuk
20 gr maizena
1/2 sdt baking powder 

Bahan C :
25 gr butter - lelehkan
85 ml minyak sayur

Bahan D :
50 gr keju cheddar parut atau potong dadu kecil (lalu taburi dengan terigu agar tidak tenggelam di adonan)

Topping :
butter cream
keju cheddar parut secukupnya dan atau meises


Cara Membuat:
1. Panaskan kukusan dan beri alas kertas roti pada loyang yang akan digunakan dan oles dengan margarine.
2. Kocok bahan A (kecuali garam) sampai benar-benar kental berjejak. Masukkan garam lalu kocok lagi hingga rata.
3. Masukkan bahan B ke bahan A, aduk rata.
4. Taburkan bahan D lalu aduk rata (bisa setengahnya dulu)
5. Tuangkan bahan C ke adonan, lalu aduk balik hingga benar-benar rata, lalu masukkan sisa kejunya lalu aduk rata.
6. Tuang ke dalam loyang lalu masukkan ke dalam kukusan yang sudah berasap.
7. Kukus dengan api sedang 30-40 menit.
8. Setelah matang, oles dengan buttercream dan beri topping keju dan atau meises sesuai selera.

Cara membuat buttercream bisa dilihat disini:
Sedangkan untuk toppingnya biar lebih seronokkk suka kutambahkan meises, hehehe :D

Biasanya kalau membuat kue ini khususnya buat anak-anak, saya jarang memakai emulsifier & baking powder. Biar tetep jadi makanan sehat dengan meminimalisir pemakaian zat kimia. Soalnya anak-anakku masih balita jadi harus super hati-hati dengan makanan mereka. Terutama si kecil yang baru 2 tahun tapi sangat suka dengan kue ini, bunda nya aja sampai gak kebagian, hihihihi.... :D
Ternyata asalkan cara nya benar serta bahan-bahannya fresh hasilnya bisa mengembang dengan baik & so pasti teteuppp yummy.... :D

Kamis, 27 Februari 2014

Bakwan Jagung & Sayuran

Bismillah....

Ini lauk atau gorengan yang sering banget dibuat di rumah kalau sudah kehabisan ide, hehehe...
Maklumlah kebiasaan belanja seminggu sekali, jadinya kalau sudah mendekati penghujung minggu sering bingung mo masak apa (biasanya itu terjadi di hari kamis/jumat) saat stok sayuran di kulkas tinggal sedikit, belum sempat beli tempe tahu juga di tukang sayur *ketahuan kalau makanan pokoknya tahu tempe, hihhihii... (orang jawa, kalau ga ada tahu tempe serasa ada yang kurang katanya) :P
Nah akhirnya inilah yang terjadi, dengan jurus menggabung2kan sayuran yang ada maka terciptalah bakwan, hahahaha...


Sebenarnya saya paling suka bakwan jagung manis aja, tapi kalau stok jagungnya kurang banyak ya kucampur dengan sayuran yang ada. Oiya, ngikutin caranya ibuku, kadang adonan bakwannya suka dikasih telur ayam juga, memang siy jadi terasa lebih enak, tapi ya jadinya mudah lembek gitu teksturnya. Tapi itu tergantung ketersediaan stok telur di dapur juga, soalnya Daneen suka telur & sering minta dibikinin telur dadar kalau mo makan walaupun sebenarnya lauk yang lain juga ada. Ya udah gak pa pa namanya juga anak-anak :-)

Oke, langsung aja ini dia resep bakwan ala bunda Calista ;-)
Bahan:
1 buah jagung manis, pipil (sisir aja dengan pisau)
1/2 - 1 buah wortel, potong korek api
2 genggam kecambah
kol, iris tipis secukupnya
200 g tepung terigu (bisa yang serbaguna ataupun yang protein rendah)
2 sdm tepung beras (optional)
1 butir telur (optional)
2 sdm rebon sebagai campuran
air matang secukupnya
minyak untuk menggoreng

Bumbu halus:
2 siung bawang putih
2 btr kemiri
1 sdt rebon
1 ruas jari kencur
garam secukupnya (dikit aja)

Cara membuat:
1. Haluskan bumbu, lalu campurkan pada tepung dan tuang air sampai dengan kekentalan sedang (jangan terlalu encer), icip rasanya Kalau untuk bakwan jagung garamnya sedikit saja ya, agar cita rasa manis dari jagungnya bisa lebih dominan. Kalau bakwan sayuran, bisa disesuaikan dengan selera.
2. Masukkan telur ke dalam adonan tepung, lalu masukkan sayuran & rebon, aduk rata.
3. Sendokkan adonan bakwan dengan sendok sayur ke dalam  minyak goreng yang sudah panas, lalu goreng hingga matang.
Sajikan hangat.


Biarpun murah meriah & gampang bikinnya karena tinggal cemplang cemplung aja tapi tetep enak kok.
Jadi termasuk makanan ringan yang merakyat juga hehehe... :D
Bukan cuma enak sebagai lauk, tapi juga asik sebagai cemilan. Dimakan dengan nyeplus cabe rawit sambil nyeruput kopi/teh di sore hari hujan gerimis...haduuuhh... nikmatttt. *mbayangin sambil nelan ludah, hihihihi...


Selasa, 25 Februari 2014

Telur Asin

Bismillah...

Fuhh...fuhh... sambil niupin debu yang nempel di blog, hehehehe... :D
Mudah-mudahan siy cuma debu aja, jangan sampai jamuran atau lumutan, hee..
Baru 2 minggu, tapi rasanya udah lamaaa banget gak nyentuh blog ini, bukan ga pingin.. atau lagi blogging blues, tapi emang gak sempat. Kadang cuma bisa intip-intip aja klo pas pegang hp mo tidur. *sedih
Sekarang memang tidak sebebas sebelum sebelumnya untuk mengakses internet di kantor, karena ada perubahan sistem. Itulah sebabnya jadi gak sempat posting, padahal masih banyak foto yang ngantri mo diunggah. Masakpun alhamdulillah masih rajin :-)

Beberapa waktu yang lalu banyak bersliweran beberapa grup di FB dan blog gambar-gambar homemade telur asin, ini membuat saya semangat ikut mencobanya.
Apalagi Daneen suka banget sama telur asin, setiap kali beli telur asin, dia bisa langsung habis 2 butir sekaligus dimakan begitu aja tanpa nasi. heheheehe... :D
Paling-paling kuningnya aja yang suka ga habis, mungkin agak seret kali kalau makan kuningnya.
Bahkan kalau kebetulan saya merebus telur ayam, dimintanya juga dan bilang "mau teluuu asin Nda..." :-)


Yang terkenal sebagai kota penghasil telur asin adalah Brebes. Lihat saja di sepanjang jalan pantura di daerah Brebes banyak bertebaran penjual telur asin, malah ada varian telur asin panggang juga kalau gak salah. Saya sendiri walaupun tiap kali mudik lewat sana tetapi belum pernah beli, hehe..
Memang menggiurkan siy, lihat telur mlenos2 di pinggir jalan, tapi saya selalu ragu karena ingat pesan seorang teman; "Kalau ingin membeli telur asin sebaiknya berhati-hati dalam memilih telurnya, dan pastikan Anda tidak salah memilih toko, hehee... *haduh... lha iki! :P
Ketika kuliah di Semarang dulu punya teman asli orang Brebes, suka dikasih oleh-oleh telur asin, enak & kuningnya bisa berminyak cantik gitu.

Waktu kecil dulu saya juga suka banget sama telur asin (wah... like mother like daughter ternyata, qeqeqeqe...). Ada juga penjual telur asin langganannya ibuku, enak juga telurnya, asinnya pas. Di rumah saya suka diam-diam memakan telur itu tanpa nasi, *sambil ngumpet, hihihihi...
Waktu itu ibu juga pernah bikin telur asin, tapi memakai bata merah & dipendam selama 21 hari (saya sendiri juga gak tau gimana cara detilnya). Yang jelas taunya pas udah matang dan enak, hee..

Setelah browsing-browsing berburu resep telur asin yang gak pake ribet dan menimbang-nimbang akhirnya mencoba resep nya bunda Mache Yufrita Noge di grup NCC dan juga membaca-baca tips dari Ummu Fatima, maka akhirnya jadi juga saya membuat telur asin. Makasih bunda Mache & Ummu Fatima :-)

Bahan:
30 butir telur bebek/ayam (yang masih baru biar hasilnya mantap)
800g - 1kg garam halus
2 liter air hangat
toples plastik/kaca berpenutup

Cara:
1. Siapkan toples, isi dengan air hangat 1/2 toples. Masukkan sebagian garam aduk hingga larut, tambahkan lagi garam lalu aduk hingga garamnya sudah tidak bisa larut lagi (cirinya: ada endapan garam di dasar toples). Itu tandanya bahwa air garam siap digunakan, biarkan dingin.
2. Cuci bersih telur, bisa menggunakan spons kasar lalu masukkan satu persatu perlahan ke dalam toples. Tutup dan simpan di tempat yang teduh.
3. Simpan selama 21 hari, bila perlu tuliskan tanggalnya biar tidak lupa. Setelah 14 hari tukar posisi telur yang diatas menjadi di bawah dan begitu sebaliknya, agar asinnya seragam.
4. Saat panen, masukkan telur ke dalam panci berisi air suhu ruang, lalu rebus selama +/- 30 menit atau tergantung banyaknya telur.
5. Setelah matang segera angkat dan jangan celupkan telur ke air dingin biar asinnya tidak berkurang dan kuningnya berminyak cantik.

Note:
Menurut bunda Mache, untuk durasi pemeraman kalau ingin kuningnya berminyak harus diperam selama 21 hari tetapi putihnya akan berasa asin banget, tapi kalau mau yang tidak terlalu asin, 2 minggu juga sudah cukup, tetapi kuningnya tidak berminyak.
Tetapi pernah baca juga, biar kuningnya berminyak cantik walaupun tidak sampai 21 hari, tetep bisa dengan cara waktu merebusnya ditambah saja.


Sayangnya waktu membuat telur asin yang pertama kemarin, agak susah mendapatkan telur bebek yang bagus. Beberapa telurnya sudah kurang bagus jadi nya saya tambahin telur ayam. Itupun saya belum berani membuat banyak, namanya juga baru nyoba... jadinya cuma 12 butir dulu dengan banyak air dan garam menyesuaikan.
Dan telur asin saya ini tidak sampai 21 hari, cuma 19 hari karena udah ga sabar nungguinnya, hehehe...
Alhamdulillah walaupun belum terlalu puas, tapi setidaknya sekarang kalau kepingin telur asin tidak perlu membeli lagi, hihihhii....
next time bakalan sering nih kayaknya bikin telur asin sendiri.
*btw, saat saya posting ini dirumah juga lagi ada calon telur asin yang baru 1 minggu di peram. :D



Jumat, 14 Februari 2014

Gudeg Komplit

Bismillah...

Udah lama sebenarnya pingin nyobain bikin makanan khas Yogyakarta ini. Begitu melihat postingannya mba Diah Didi & foto-foto gudegnya, asli...! bikin ngiler beneran, hemmm....
Meskipun bukan orang asli sana tapi saya juga suka makan menu ini. Cita rasa aslinya gudeg ini memang manis, tapi kalau saya pribadi suka yang tidak terlalu manis, agak-gurih-gurih gitu deh :)



Tapi... yang paling sulit dari membuat gudeg ini adalah butuh kesabaran...yang supeerrr... heheeh (itu yang lumayan berat buat saya, secara biasa masaknya serasa lari maraton, dikejar-kejar waktu. hahahaha...)
Jadi udah pasti ga bakalan jadi seperti punya nya mba Diah Didi, sekedar tampilannya mirip pun nggak. hihihhii... Tapi ga papa ya, yang penting kan berusaha mencoba. *menghibur diri lagi.
Waktu kecil dulu ibu juga suka bikin sayur nangka ala-ala gudeg gini, tapi masih ada kuahnya (wah bukan gudeg brarti ya..?) Ya pokoknya gitu lah, kan cuma niru2 aja, tapi sayapun tetep suka :D

Sebenarnya udah 2 kali ini saya bikin gudeg seperti resepnya mba Diah Didi, tapi yang pertama sayang sekali ga sempat didokumentasikan, karena cuma gudeg sama krecek aja, ga pakai pelengkap lauk lainnya. Padahal waktu itu gudegnya lebih gelap warnanya karena warna gulanya yang lebih gelap. Apalagi waktu itu masaknya jauh lebih sabar dibanding sekarang yang maunya buru-buru aja. (jangan ditiru yaa..)


Nah kalau yang di foto ini adalah percobaan kedua. Warna pucatnya mungkin karena gula merahnya terlalu pucat (seharusnya warnanya gelap biar gudegnya juga gelap warnanya) & saya juga tidak memakai daun jati untuk pewarna (di Jakarta susah nyari daun jati, hee... *alasan). Tapi sepertinya saya juga kurang suka dengan gudeg yang memakai tambahan daun jati. :P
Sebenarnya kalau sudah menginap sehari, gudegnya akan lebih gelap warnanya, tapi... di rumah mana bisa gudeg nginap, pasti langsung ludes, hehehehe....
Selain itu, biar rasanya lebih mantap (khas citarasa tradisional gitu maksudnya) mestinya masaknya menggunakan kuali tanah liat seperti saran mba Diah, tapi saya ga pake (ga punya). :D
Next time deh klo ada waktu mo nyari kuali, tapi dimana ya? Atau pas pulang kampung aja? *hemm...semoga tidak lupa.

Nah, kalau sambel goreng kreceknya siy saya suka dengan hasilnya. Soalnya kalau beli pasti selalu merasa kepedasan. Berhubung ini bikin sendiri jadi penggunaan cabenya bisa disesuaikan dengan selera saya & suami. (selera tidak pedas, hehe..) :P Hal ini bisa tercermin dari warnanya yang tidak semerah sambel goreng krecek yang biasanya.


Resep dan cara membuat gudeg komplit yang lengkap ada di web Mba Diah Didi, bisa dilihat di sini:
Dan seperti biasa, harus kucatat disini sebagai pengingat kalau suatu saat mau bikin lagi.
(harus bikin lagi & harus lebih sabar lagi masaknya, hehehe...)

GUDEG

Bahan & bumbu:
500 g Nangka muda --- iris kecil sesuai selera
50 g bawang merah
4 siung bawang putih
8 butir kemiri
1 sdt ketumbar
6 lbr daun salam
3 cm lengkuas
2  batang sereh, memarkan
3 lbr daun jeruk, sobek-sobek
santan dari 1 butir kelapa
100-150 gula merah yang warnanya gelap (sesuai selera)
garam secukupnya
ceker ayam untuk penambah rasa

Cara membuat:
1. Haluskan bumbu, sesuai cara mba Diah Didi: mulai dari haluskan ketumbar, beri sedikit garam, lalu masukkan bawang putih, uleg lagi, lalu kemiri, haluskan lagi baru kemudian masukkan bawang merah lalu haluskan semuanya. (supaya lebih cepat bawang merahnya saya parut dulu) tapi habis itu tetap diuleg.
2. Siapkan kuali tanah, atau panci biasa lalu masukkan semua rempah, bumbu halus & gula merah di dasar panci, masukkan nanggka muda dan tuang santan sampai setinggi nangka muda tersebut. Masak dengan slow cooking (dengan api kecil kira-kira 4-5 jam) ---->> lha iki, mulai ga sabarnya :P
3. Sesekali aduk gudegnya & icip rasanya, bila perlu ditambahkan gula / garam sesuai selera.
Nah, selesai sudah mbahas cara masaknya. Tingkat kekeringan tergantung lamanya memasak. Kalau menginginkan gudeg yang agak basah, bisa dikurangi lamanya memasak.

SAMBEL GORENG KRECEK

Bahan & bumbu:
50 g krecek
100 g kacang tholo
200 gr tempe --- potong kotak kecil
800 ml santan
8 butir bawang merah  --- iris tipis

3 siung bawang putih  --- iris tipis
cabe merah sesuai selera --- dihaluskan
2 lbr daun salam
2 cm lengkuas
garam & gula merah secukupnya

Cara membuat:
Tumis bamer & baput sampai harum lalu masukkan cabe halus masak sampai berubah warna, tuang santan, aduk sampai mendidih lalu masukkan bahan-bahan mulai dari: kacang tholo, tempe & krecek. Tambahkan gula & garam sesuai selera. Masak sampai semua matang. Angkat, sajikan.

Biar gudegnya jadi komplit..plit...plit... harus dilengkapi dengan Opor yang berisi ayam, telur & tahu.
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, saya masaknya sambil lari maraton, jadinya opornya pun ala kadarnya, hehehehe....
Penampilannya seperti ini :


Tentunya tidak seperti opornya mba Diah yang memakai ayam pejantan. Saya memakai resep opor ayam saya yang ada disini, hanya saja isiannya saya tambahin telur rebus yang sudah dikupas kulitnya dan juga tahu yang sudah digoreng sampai berkulit.

Hemmm... akhirnya kesampaian juga membuat gudeg komplit, walaupun belum puas dengan hasilnya tapi ya lumayanlah setidaknya sudah mencoba. Next time pasti bakalan bibkin lagi, hehe...
Makasih banyak buat mba Diah Didi yang udah share resepnya, webnya selalu jadi inspirasiku saat membuat masakan tradisional, pokoknya top deh! :-)
 

Kamis, 13 Februari 2014

Rainbow Cake (Ultah Ayah)

Bismillah...

Rainbow cake ini adalah kue ultah buat suami, biar sederhana gpp ya yah... hehehe :D
Kapankah itu? hahaha.... sebenarnya udah sebulan yang lalu, kebetulan baru sempat posting aja. *malu
Buatnya iseng, spontan terbersit  & kepingin bikin sesuatu, ya.. niatnya untuk seru-seruan aja.
Selama ini tiap ultah juga ga ada perayaan atau apapun. Tahun lalu kebetulan aja pagi-pagi kubuatin sarapan nasi kuning. (walaupun bukan ultah juga suka bikin naskun juga).
Memang kami tidak terbiasa merayakan ultah, pokoknya ga ada tradisi khusus atau perayaan spesial untuk ultah. Terkecuali kalau pas anak-anak yang ultah, ya... terpengaruh lingkungan lah... (teman-temannya). Itupun biasanya kami hanya sekedar tiup lilin & bagi kue (yang penting kan doanya...) hehehe :D


Kebetulan waktu itu hari minggu, bapak-bapak di RT tempat tinggalku ngadain kerja bakti membersihkan saluran air, suami ikutan juga, dan saya pun seharian uprek di dapur sambil nyobain resep-resep. hehee...
Nah menjelang ashar tiba-tiba pingin bikin kue, niat awalnya siy pingin black forest, tapii...bahan-bahannya belum lengkap. Ya sudah akhirnya ga jadi. Hemm... akhirnya pilihan penggantinya jatuh pada rainbow cake aja, kan sudah pernah bikin & sukses, anak-anak juga suka.
Jadi bikinnya ga usah pake mikir lagi, xixixixi... :D

Resepnya sama persis dengan Rainbow Cake yang kubuat waktu itu, hanya saja kali ini saya memakai loyang bulat 18cm, biar hasil kuenya bulat. Dan ada 1 penambahan warna oranye (karena waktu itu belum punya warna oranye, hee...)
Untuk resep lengkapnya bisa diintip disini

Sebenarnya Rainbow Cake ini tergolong kue yang mudah dibuat (*menurutku), tapi bikinnya itu yang makan waktu, soalnya harus membuat berlapis-lapis dengan warna yang berbeda.  Belum lagi masing-masing warna nya harus di satukan dengan butter cream. So butuh ketelitian & kerapihan (*ini yang susah)
Jadi kalau lihat di toko kue harga Rainbow Cake lumayan mahal mungkin karena nilai dari effort-nya itu yang mahal. :D

Kembali ke soal kerapihan, saya paling ga bisa (atau belum bisa mungkin ---> menghibur diri, hihiihii) untuk menghias kue, apalagi kalau badan udah berasa lelah karena seharian berkutat di dapur. Jadi...ya hasil finishingnya terpaksa ala kadarnya saja. Alhamdulillah suami mau bantuin ngoles butter cream nya. Bahkan hiasan keju & meisis nya pun terserah dia mau dibikin kaya apa. hihhhiihiiii....

So, inilah hasil kreasi toppingnya, heheheee...

Ketika suami nanya "Koq bikin rainbow lagi bun? saya jawab " buat ultah ayah, hehehehee...
Calista yang mendengarnya langsung protes "Kan ayah ultah nya besok senin Bun? kok kuenya sekarang, brarti tiup lilinnya sekarang? (sambil nenteng kalender yang sudah ditandainya) :D
Ga papa, kan buat seru-seruan aja (jawab saya)
Iiiupp lilin... iup lilin... (kata Daneen)
Nah tuh, jadi heboh kan? baiklah... akhirnya acara selanjutnya adalah tiup lilin untuk memenuhi keinginan anak-anak :D
Hemm... sebenarnya hebohnya udah sejak bunda nya bikin lapisan warna warni, mereka udah pingin nyomotin aja tuh! heee...

pose dulu bersama kue nya :D

hebohnya anak-anak yang berebut tiup lilin, hahahaha.... 
bahkan minta diulang terus lilinnya minta dinyalain lagi, heemmm....namanya juga anak-anak :D


Alhamdulillah rainbow cake kali ini pun sukses & pas manisnya, serta berhasil membuat seru seisi rumah :D
Semua suka bunda pun senang.
*ternyata bahagia itu sederhana... :-)



Kamis, 06 Februari 2014

Wingko

Bismillah...

Pertama mengenal wingko dulu banget waktu masih kecil & dapet oleh-oleh wingko dari kakak ku yang kuliah di Semarang. Rasanya enak & saya suka, hehehe...
Beberapa tahun kemudian akhirnya saya kuliah juga di Ibukota propinsi Jawa Tengah itu. Alhasil sering deh ketemu dengan wingko, lumpia dan juga bandeng presto yang khas Semarang.

Wingko yang terkenal di Semarang adalah wingko babat merk Kereta Api. Rasanya sudah pasti enak walaupun harganya lumayan mahal :D
Kalau pingin yang agak murahan banyak juga, biasanya juga sudah dikemas sebagai oleh-oleh dan banyak dijual dipinggir jalan maupun di pusat oleh-oleh. Kalau soal rasa, ya.. lumayanlah sebanding dengan harganya.


Saya pernah baca kalau asal wingko babat itu sebenarnya dari daerah Babat di Jawa Timur.
Tapi kali ini tidak ingin membahas asal muasalnya, soalnya teringat cerita teman, ada yang berantem gara-gara mbahas soal asal makanan ini. Duuhh... makanan aja dipermasalahkan ya?

Hampir semuan makanan khas Semarang saya suka. Kadang-kadang suka kangen pingin jalan-jalan & nostalgia ke Semarang lagi. Apalagi dulu ketemu sama suami juga di sana, jadi ceritanya kota yang penuh kenangan deh! hehehe.. ;-)
Kalau bandeng presto memang sering bikin... eeh...tapi selalu lupa motrek bandengnya, jadi belum ada postingannya. Next time deh, kalau pas bikin lagi harus diingat-ingat motreknya :-)
Beberapa waktu yang lalu mupeng lihat postingan wingko babat mba Diah Didi, rasanya pingin cepet-cepet nyobain resepnya untuk ngobatin rasa kangenku. :-)
Akhirnya kesempatan itu datang juga, dan ini dia hasil percobaan pertamaku.

Wingko
Source : Diah Didi

Bahan:
150 g tepung ketan
250 g kelapa parut, yang setengah tua, parut panjang
150 ml air kelapa
100 g gula pasir
1/4 sdt vanili
1/4 sdt garm

tambahan: 2 buah pisang ambon sebagai penambah rasa

Cara membuat:
1. Campur semua bahan, aduk rata sambil sedikit diremas-remas. Diamkan 15 menit agar gula mencair.
2. Beri bahan tambahan perasa jika suka (nangka, pisang, coklat dll)
3. Sendokkan 1 sendok adonan di wajan anti lengket, biarkan sampai 1 bagian sisinya matang, lalu dibalik tunggu agar sisi lainnya matang lalu angkat.
(wingkonya tidak perlu dipenyet-penyet agar kulitnya tidak keras)


Kemarin sempat ragu juga karena saya punya nya cetakan kue lumpur jadi khawatir bagian dalamnya tidak matang, sehingga pada saat menuang wingkonya tipis-tipis aja (ternyata terlalu tipis, hee..)
Mungkin kalau lebih tebal dikit hasilnya lebih mantapp.
Tapi overall hasilnya enak dan bagian dalamnya tetep lembut walaupun sudah dingin.
Oh iya, tambahan pisangnya juga membuat rasa wingko makin yummy... :D
Alhamdulillah... suami juga suka rasa wingko ini & bisa sedikit mengobati kerinduan kami dengan kota Semarang :-)


Kamis, 30 Januari 2014

Brownies Cappucino

Bismillah...

Udah kebayang dari dulu kalau punya oven, brownies adalah kue panggang yang berada pada daftar urutan teratas yang harus dicoba :)
Setelah sekian lama googling, akhirnya ketemu dengan resep browniesnya mba Hesti.
Walaupun bukan penyuka kopi, entah kenapa aku begitu tertarik untuk mencoba resep ini.


Ngomong-ngomong soal kopi, dulu waktu kecil suka ikutan nyruput kopi item nya ibu dan alm. bapak.
Waktu masih single dulu, saya juga suka ngopi walaupun tidak tergolong maniak. Ya setidaknya sehari 1x lah ngopinya. Itupun bukan kopi yang item lho, biasanya kopi instant dengan berbagai varian rasa dan merk. Kadang bikin es kopi juga, suka juga sama kopi instant yang bisa langsung dicampur air dingin / es seperti yang g**d d*y freeze.
Dulu itu walaupun hampir tiap hari minum kopi kayaknya ga terlalu ngaruh deh buatku, alias tidak mengganggu jam tidurku.

Tapii... lain dulu lain sekarang, kebiasaan ngopi itu hilang sejak menikah. Ga tau apa sebabnya, lama lama jadi males aja. Padahal suamiku juga kadang-kadang ngopi. Jadi mestinya ga ngaruh ya dengan kebiasaan. Tapi ketika aku ikutan minum, jadi ga bisa tidur... walah... :(
Bukan cuma ga bisa tidur ternyata, tapi kadang perut jadi sakit juga. hadeeh...

Hemmm... back to brownies, tadinya agak ragu-ragu juga bikin kue yang mengandung kopi, takut pengaruhnya sama dengan kalau minum kopi. Tapi karena baca testimoni di resep nya mba Hesti ini, saya seperti terhipnotis... untuk mencobanya *halah mulai deh lebay :D
Pokoknya udah kadung tertarik, jadi ga peduli deh klo ntar efeknya sama.
Kan suami suka kopi, jadi ntar klo saya ga kuat ngabisin, biar dia aja deh, xixixixi.... :D


Pertama kali nyobain 1/2 resep dulu, eeh... hasilnya uueennaaak. Akhirnya besoknya dengan pede bikin 1 resep full, tapi gulanya aku kurangin karena menurutku masih terlalu manis. 
Alhamdulillah... ternyata setelah makan brownies ini ga ngaruh tuh dengan perutku maupun mataku, hihiiihiii.... yes! :D

Hasilnya moist, lembut banget, asalkan tidak overbake. Pokoknya cocok banget buat para penggemar brownies & kopi sejati, hehe...
Kalau rasa kopinya kayaknya udah menyatu dengan coklatnya, jadi menurutku tidak terlalu berasa kopi. Tadinya ngebayangin kalau rasanya bakalan dominan si kopi, ternyata tidak. Aroma coklat khas brownies bercampur dengan aroma kopi jadi tambah wangi & menggoda.. *halah

Kalau resepnya mba Hesti ada di sini:
Dan seperti biasa, kutulis lagi di bawah ini biar tidak lupa :)

Bahan:
200 g butter
200 g DCC
170 g terigu
4 butir telur
1 1/2 bungkus kopi cappucino (kemarin saya pakai 2 sachet nescafe cappucino)
250 g gula pasir (saya : 200-220 g saja) 
1/2 sdt vanila bubuk
30 g coklat bubuk
100 g kacang kenari sangrai, cincang

Cara Membuat:
1. Ayak tepung terigu dan coklat bubuk, sisihkan.
2. Lelehkan butter bersama DCC dengan api rendah, aduk sampai lumer. Tambahkan cappucino bubuk, aduk rata, sisihkan.
3. Kocok telur, gula pasir dan vanilli bubuk asal gula larut.
4. Masukkan campuran coklat leleh, aduk rata. Lalu masukkan campuran tepung terigu dan coklat bubuk, aduk rata.
5. Masukkan kacang kenari cincang dan aduk rata.
6. Tuang ke loyang brownies 24x24 yang sudah dioles margarine dan dialasi kertas roti.
7. Panggang dalam oven 180 C selama 25-30 menit atau sampai tes tusuk sudah tidak basah lagi.
Angkat, dinginkan lalu sajikan...

 
Jadinya lumayan gede juga lho, puas deh makannya.
Suamiku yang ikutan potong-potong browniesnya ga taunya udah langsung habis 4 potong, wah...hehehe :D
"enak Bun" katanya... Alhamdulillah kalau suka :)
Thank's alot mba Hesi udah share resepnya :)


Rabu, 29 Januari 2014

Macaroni Schotel

Bismillah...

Awalnya karena punya stok macaroni yang udah lumayan lama tapi belum kesampaian untuk dieksekusi, terlebih lagi udah lama memendam keinginan membuat schotel. Namun... begitu banyaknya resep macaroni schotel yang beredar di dunia maya, sempat membuatku bingung mau nyobain yang mana. Akhirnya ya... kembali ke campur-campur, cemplang cemplung disesuaikan dengan bahan yang ada heheheh.... :)


Setelah menimbang-nimbang akhirnya jatuhlah pilihan pada resep Skotel Makaroni Daging Asap-nya mba Diah Didi. Resepnya cukup simple, sepertinya gak ribet dan pastinya disesuaikan dengan bahan yang ada di dapurku.
Dan seperti biasa, wajib kutulis ulang di blog, biar suatu saat kalau ingin membuatnya lagi gampang nyarinya. ;)
Wah gaya...! :p
untungnya sekarang udah ada blog jadi ga perlu nyatet di buku sakti yang berisi resep masakan lagi. Gak kebayang klo masih nyatet di buku, ntar lama-lama bukunya kumel karena sering dibuka dan di bawa-bawa ke dapur kalau mau masak. Belum lagi kalau hilang atau lupa naruh bukunya, byuhhh... gawat kan..? :D
Btw, salut deh sama ibu-ibu dan mbah-mbah kita dulu, masaknya ga pake catetan tapi mereka bisa menghafal resep dan masakannya juga enak-enak.
Malah sekarang banyak tempat makan yang promosinya "... resep asli dari ...." yang sudah turun temurun.... hihihii... brarti itu kan resep dari ibu atau mbah nya mereka :D


Oke, back to Makutel. Bikinnya udah kemarin kapan itu tapi baru sempat uploadnya sekarang.
Resep aslinya punya mba Diah Didi ada di sini 
Kalau yang di bawah ini resep yang kubuat kemarin dengan beberapa penyesuaian:

Bahan :
100 g makaroni, rebus (saya pakai makaroni elbow)
2 sdm margarine
2 sdm tepung terigu
300 ml susu cair (saya pakai susu UHT)
50 gr keju cheddar parut
6 lbr smoked beef (saya cuma ada 3 lbr, tadinya mau ditambah daging giling ternyata daging gilingnya udah kurang segar)
1/2 butir bawang bombay, cincang halus
1 sdt garam/kaldu bubuk
1/2 sdt gula pasir
1/2 sdt merica bubuk
2 butir telur, kocok lepas

Bahan taburan:
Keju cheddar parut

Cara Membuat:
1. Panaskan margarine, tumis bawang bombay sampai harum. Masukkan tepung terigu, aduk sampai bergumpal.
2. Masukkan susu cair sedikit-sedikit sambil diaduk sampai licin, lalu masukkan macaroni dan smoked beef, aduk rata lalu angkat.
3. Tambahkan keju, garam/bumbu kaldu, gula, merica bubuk dan telur kocok, aduk rata. Tuang ke pinggan tahan panas.
4. Oven dengan api bawah selama 20 menit dengan suhu 170 C atau sampai kira-kira 3/4 matang.
5. Taburi dengan keju parut lalu oven lagi sampai matang.
Angkat, sajikan


--- kebetulan kemarin saya ga punya keju cheddar jadi pakai yang quick melt, itulah sebabnya bagian atas skotel nya tidak terlihat kering dan crunchy tapi malah meleleh, (salah penampakan, hehehe...) tapi soal rasa tetep enak kok...hehe :D
Next time pingin nyoba juga resep yang lain :)

Selasa, 21 Januari 2014

Udang Goreng Keriting

Bismillah...

Udah lama juga tidak posting udang (maklum udangnya kebanjiran jadi mahal....) hehehehe...
Btw, ikut bersedih dengan adanya musibah banjir dimana-mana. Memang intensitas hujan di Jakarta beberapa hari ini tinggi sekali, hampir tiap hari pergi & pulang kantor dengan memakai jas hujan dan basah + kedinginan. Namun, Alhamdulillah rumah tidak kebanjiran :)

Jadi, kali ini edisi upload foto lama, foto setahun yang lalu....huuaaaa... udah jamuran kali ya klo makanan beneran? xixixixi... :D
Setahun yang lalu tentunya bukan 365 hari yang lalu, ya... kira-kira akhir tahun 2013 saat ga sempat nyentuh blog, heheeh.


Walaupun ini stok foto lama, tapi menu yang sangat familiar di meja makanku.
Mungkin hampir tiap minggu bikin udang goreng, atau setidaknya 2 minggu sekali, selang seling dengan Crispy Calamari, karena keduanya adalah favoritnya anak-anak.
Sejak menemukan campuran tepung dan bumbu yang pas untuk membuat tekstur yang kriuk pada waktu membuat ayam goreng krispi, akhirnya saya jadi rajin bikin yang kriuk-kriuk.

Mungkin karena saking seringnya, sampai-sampai tangannya juga jadi keriting seperti keritingnya tepung bumbunya, hihihiiiii... (wah perlu rebonding nih kayaknya) :p
Kuncinya membuat tepung yang bisa keriting dan kriuk adalah dengan menggunakan tepung yang bener-bener fresh atau baru. Dijamin tidak perlu susah-susah nyubitin tepung biar keriting, ntar dia akan keriting dengan sendirinya, seperti masuk salon ;) *halah


Bahan :
500 g udang jerbung
+/- 200 g tepung terigu protein rendah (kunci biru)
1 buah jeruk nipis, peras airnya
2 putih telur, kocok lepas
minyak untuk menggoreng

Bumbu:
3 siung bawang putih, parut
2 cm jahe, parut
bumbu bubuk: bawang putih, jahe, cabe, kari & merica secukupnya
garam secukupnya
sedikit baking powder (optional)

Cara Membuat:
1. Cuci bersih udang, bersihkan kotorannya dengan sedikit menyayat bagian punggung & dadanya, buang kulitnya sisakan ekornya, lalu lumuri dengan air perasan jeruk nipis diamkan selama 15 menit.
2. Bilas udang sampai bersih lalu bumbui dengan bawang putih , jahe dan garam, diamkan beberapa saat.
3. Campur tepung terigu dengan bumbu-bumbu bubuk, garam & baking powder (optional), kemudian gulingkan udang ke dalam tepung, lalu celup pada putih telur & gulingkan lagi pada tepung sambil diremas-remas atau dicubit-cubit biar keriting alias kruwel-kruwel.
4. Goreng dengan minyak panas sampai matang, lalu tiriskan dengan tisu.

Sajikan hangat dengan saus botolan hemmm... kriuk & yummy.... hehehe. ;)


Rabu, 15 Januari 2014

Brownies Kukus Ubi Ungu

Bismillah...

Postingan ini masih dalam rangka penasaran dan ingin mencoba berbagai macam olahan ubi ungu ;)
Setelah waktu itu sukses bikin klepon ubi ungu, kali inipun masih ngintip ke blognya mba Diah Didi, dan ketemu lagi sama resep dengan bahan dasar ubi ungu.


Ubi ungu jepang yang kubeli di supermarket tempatku biasa belanja udah berupa kemasan plastik gitu, dan isinya lumayan banyak. Meskipun begitu niat bikin browkus kali ini bukan semata-mata untuk menghabiskan stok ubi ungu di dapur, soalnya kalaupun ubi ungunya cuma direbus atau digoreng masih bisa kuhabiskan sendiri (maruk, hahaha...)
Tapi karena kangen, udah lamaaa...banget gak bikin brownies kukus. Terakhir bikin kayaknya waktu masih di Jambi, Calista baru 2 tahun-an (wah, udah lama banget ternyata) :D

Kalau resep aslinya ada di sini, dan makasih banyak buat mba Diah Didi, resepnya selalu jadi inspirasiku hehehe...

Biar gampang kalau suatu saat mau bikin lagi, resepnya saya tuliskan di blog ini.
Langsung aja deh, ini dia resepnya: 

Bahan:
4 butir telur  ---- kemarin saya pakai 3 telur (yang besar2)
120 g gula pasir
1 sdt emulsifier (SP/TBM)
160 gr terigu protein sedang
60 ml santan kental instan
60 g margarin lelehkan
160 g ubi ungu kukus, haluskan ---- kemarin kutambahi ubinya jadi 200 g
60 g white cooking chocolate
1/4 sdt garam
sedikit pewarna ungu bila perlu

Cara Membuat:
1. Siapkan loyang, oles dengan margarin & alasi dengan kertas roti, lalu panaskan kukusan. 
2. Kocok telur, gula pasir, dan emulsifier sampai mengembang.
3. Tambahkan tepung terigu sambil diayak dan diaduk rata.
4. Masukkan campuran santan, ubi ungu, pewarna ungu (bila perlu) dan garam sedikit-sedikit sambil diaduk perlahan. Tambahkan margarin, aduk rata.
5. Masukkan coklat putih leleh sedikit-sedikit sambil diaduk perlahan.
6. Tuang adonan ubi ke dalam loyang yang sudah disiapkan, lalu kukus dengan api sedang sampai matang sekitar 30 menit.
Angkat, sajikan.


Alhamdulillah... kali ini pun saya puas dengan hasilnya, tekstur nya menul-menul, manisnya mantap & tetep khas ubi ungu. Warna ungunya pun cantik secantik yang bikin... *huaaa...narsis.com
Rasanya ringan dan ga ngebosenin, jadinya pingin nyomot browkus nya terus dech! hehehehe... :D
Buat yang suka ubi ungu bisa jadi alternatif masakan yang recomended.  ;)


Senin, 13 Januari 2014

Chicken Cordon Bleu

Bismillah...

Salah satu obsesi saya dari dulu adalah memasak menu Chicken Cordon Bleu ini :-)


Dulu, setiap makan di luar kalau ada menu ini pasti saya memesannya, pokoknya suka deh. Padahal rasanya gitu-gitu aja, lha wong ya cuma ayam dibalut panir dengan isian lembaran daging & keju (kalau beruntung ya dapet kejunya) soalnya biasanya kalau beli kejunya dikiiit... :p
Tapi anehnya, udah lama pingin buat bahkan sempat beberapa kali menyiapkan bahan-bahannya, belum kesampaian juga entah karena malas atau ga punya keberanian (mungkin dua-duanya kali ya, hehehe...).
Pada akhirnya dada ayam yang udah disiapkan dari pada nginep lama di freezer, saya pake aja untuk membuat menu yang lain. Sedangkan keju & smoked beef-nya biasanya habis untuk isi risoles ataupun toping pizza, hehehe... :p

Nah.., kemarin itu entah kerasukan roh nya Koki siapa, weh....?? tiba-tiba ketika melihat sepotong keju mozzarella di supermarket tempat saya biasa belanja, langsung deh dengan semangat 45 muncul untuk mengeksekusi menu ini (mungkin biasanya ketemu sama quick melt aja, kali ini ketemu mozzarella jadi semangat). Kebetulan masih ada smoked beef di kulkas, kalau dada ayamnya kan mudah didapat.  ^-^

Kalau asal muasalnya makanan ini konon kabarnya dari Perancis ya, tapi kali ini tidak ingin membahasnya, kalau temans ingin tahu silahkan tanya mbah Google aja ya, kayaknya ada beberapa blog juga yang membahasnya. Begitu juga dengan resep aslinya saya juga belum sempat nyari tahu (duh...katanya obsesi dari dulu, koq ga sempat nyari sumbernya?) heehee...

Jadi ini resep ala Bunda Calista sendiri ya, yang tentunya disesuaikan dengan lidah saya *_^
Pokoknya modal nekat, campur-campur bahan & bumbu sesuka hati, ga sempat browsing resep jadi ya main feeling aja. Lagian udah pernah makan yang ala resto, jadi dikira-kira sambil membayangkan aja rasanya, hihihiii... :D
Pelengkapnya juga seadanya aja, kentang biasa/lokal yang digoreng dan sayuran yang ada di kulkas dipotong kecil & direbus. 


Bahan:
1 dada ayam buang tulangnya (kemarin saya minta sama penjualnya biar dadanya tetep utuh tapi ga ada tulangnya)
daging sapi asap (smoked beef) --- saya pakai sekitar 3 lembar saja
keju mozzarella secukupnya, potong kotak kecil

1 putih telur kocok lepas
3 sdm tepung terigu untuk pelapis
tepung panir secukupnya
minyak goreng secukupnya

Bumbu:
1 sdm kecap asin
3 siung bawang putih --- haluskan, atau bisa juga memakai bubuk bawang putih saja
bubuk jahe secukupnya
merica bubuk secukupnya
garam secukupnya

Pelengkap:
kentang goreng
sayuran rebus (wortel, buncis, kacang polong, jagung manis)
saus sambal & mayonaise siap pakai

Cara Membuat:
1. Cuci bersih dada ayam, lalu iris atau fillet dengan ketebalan sesuai selera (kalau saya sekitar 0,5-1cm saja soalnya nanti kan bakalan digulung jadi biar hasilnya tidak terlalu tebal sehingga cepat matang ketika digoreng. Oiya, hasil filletnya bentuknya mirip kupu-kupu ya.
2. Rendam fillet ayam dengan semua bumbu-bumbu di atas lalu diamkan beberapa saat (saya masukkan ke dalam kulkas minimal 30 menit)
3. Siapkan tepung terigu, kalau suka bisa diberi sedikit bumbu-bumbu bubuk bawang putih, merica & garam sebagai perasa.
4. Lembarkan fillet ayam, kemudian beri isian lembaran daging asap disesuaikan dengan besarnya fillet lalu taruh potongan keju secukupnya di atas daging, gulung hingga isiannya tertutup rapat. (bisa dibantu dengan menyematkan lidi, tujuannya biar isiannya tidak keluar.
5. Gulingkan ayam tersebut ke dalam tepung terigu, lalu celup ke putih telur dan terakhir gulingkan pada tepung panir sambil ditepuk-tepuk agak set menempel. Pastikan ayam tersebut terbalut rapat. Masukkan ke dalam kulkas agar panir benar2 menempel (kurleb 30 menit).
6. Goreng dalam minyak panas dengan api sedang sampai terendam dan matang/berwarna keemasan.
Angkat, tiriskan & sajikan hangat dengan pelengkap.

Chicken Cordon Bleu ini dimakan sebagai lauk nasi juga ok lho..! (Indonesia banget deh pokoknya, ga mantap kalau ga pake nasi, hihihii....) 
Walaupun aku & suami asalnya dari desa, dan udah sejak kecil makan makanan ndeso tapi untunglah lidah kami cukup fleksible, jadi kalau aku nyoba masak yang berbau-bau western gitu tetep aja ludes. Jadi dari singkong sampai keju, ayooo aja deh...sikat...!! :-)


Akhirnya... kesampaian juga obsesiku   ^_*   Paling suka adalah pada saat mengirisnya dan melihat keju yang meleleh uuhhh.... "taste so yummy".
Puas banget deh bikin menu ini, ga kepikiran lagi buat beli di resto soalnya bikinanku jauh lebih uueeenak...! heheheeh *narsis :p
Yang jelas lebih berasa ayamnya karena kuberi bumbu & lebih kerasa kejunya, lihat saja fotonya sampai meleleh...leleh...gitu :D  *posting aja sambil nelan ludah...hihihiii
Trus....yang paling penting nih, para customer setiaku; suami & kedua anakku juga sukaaa....banget.
Alhamdulillah :-)


Puding Roti

Bismillah...

Kali ini pingin share resep puding roti yang kubuat beberapa waktu yang lalu.
Ini adalah resep pertamaku untuk ngreyen oven baru, ehem2... :-) *senyum malu-malu


Akhirnya jadi juga beli oven, setelah sekian lama memendam rasa itu (heizz...mulai deh lebay)
Tadinya sempat kawatir, ntar cuma beli beli-beli doang tapi ga punya waktu buat menggunakan-nya secara optimal brarti sama aja mubazir.
Tapiii... keinginan buat belajar baking mengalahkan kekhawatiran itu, hehehe...
Setelah survey sana sini jadinya malah beli online, lho? hihihi... wis gapapa lha wong dapet diskon koq jadi harganya lebih miring daripada yg offline :-)

Aku memang bener2 buta di dunia per-baking-an ini, walaupun ketika kecil dulu suka melihat ibu ku bikin kue-kue lebaran dengan oven hook nya, tapi ya itu cuma sebatas suka melihat aja, paling juga bantuin cetak kue aja, atau malah cuma bantuin ngabisin aja, sama sekali belum punya rasa ingin bisa, hehee...
Tapi sekarang lain cerita, setelah punya suami & anak-anak aku jadi suka masak, malah memasak kunobatkan sebagai hobi no.1 :D *halah
Setelah merasa udah lumayan akrab berteman dengan spatula, wajan, dan panci gini tibalah giliran berkenalan dengan oven ;-)

Nah, tibalah saatnya buat nge-reyen. Hemmm...namanya juga baru belajar jadi bingung lah kira-kira bikin apa yang simple, praktis, dan tepat sasaran, heehee
Maksudnya kan hanya pingin nyobain barang barunya berfungsi dengan baik atau tidak, jadinya pilihannya harus resep yang gampang biar ga stress duluan :P
Waktu lihat Puding Roti postingannya mba Citra Dewi langsung deh kepincut pingin nyoba.


Ternyata memang simple & praktis sesuai banget deh dengan nama blognya Ummu Fatima ini.
Makasih banyak mba Citra Dewi udah share resepnya :-)
Kalau resep aslinya bisa diintip disini:
Tapi biar lebih afdol kutuliskan lagi, biar aku sendiri juga tidak lupa kalau besok-besok mau bikin lagi :-)

Bahan:
2 lembar roti tawar, potong kotak (kira-kira 150gr roti tawar) ---- kemarin aku pake 3 lembar biar lebih padat
2 butir telur
80 gr gula pasir ---- aku pake 75 gr
240 ml susu cair (bisa dikurangi menjadi 200 ml, bila ingin tekstur pudingnya lebih padat)  ---- kemarin pake susu UHT Ultra 240 ml
1/2 sdt kayu manis bubuk (kemarin belum punya jadi ga pake)

Taburan:
kismis dan almond slice secukupnya

Cara Membuat:
1. Aduk telur dan gula menggunakan whisker hingga gula larut, tuangi susu sedikit demi sedikit sambil tetap diaduk hingga rata, saring beri kayu manis bubuk , aduk rata.
2. Atur roti berbaris rapi dalam pinggan tahan panas, siram dengan adonan susu sambil ditekan-tekan dengan garpu, biarkan roti terendam.
3. Taburi kismis dan almond slice, panggang dalam oven hingga matang. (kemarin aku menggunakan suhu 160 C selama 35 menit)
Angkat, biarkan dingin lalu sajikan ^_^


Walaupun fotonya agak gelap jadi kurang menggoda, tapi rasanya uenakkk lho! Hehee... maklumlah motonya malam2 abis Maghrib & buru2 pingin segera nyobain.
Alhamdulillah semua suka, dan yang pasti ovennya berfungsi dengan baik. Brarti tinggal rajin-rajin berlatih aja.
Next time pingin nyobain bikin puding ini lagi, udah ngebayangin kalau ditambahin pisang makin mantapp kali ya?  *_^

Kamis, 09 Januari 2014

Welcome 2014

Bismillah....

Ga terasa udah berganti tahun nih, waktu begitu cepat berlalu :-)
Sebagai pembuka postingan di tahun 2014 ini, bukan posting resep masakan, bukan juga euforia merayakan tahun baru, tapi cuma ingin upload foto2 yang sayang dilewatkan.... hehehe :D
Walaupun tanggal 1 Januari nya udah kelewat, tapi gak papa ya, kan masih bulan Januari juga :P 

 Kembang api malam tahun baru 2014

Kayaknya baru kemarin ya, bulan Desember nya cepet banget berganti  padahal baru posting 3 resep (iih...males yak?) asli, beneran... akhir tahun ini ga bisa berkutik, bahkan sampai kemarin tanggal 8 Januari 2014 adalah batas SPM Nihil terakhir tahun 2013, so masih harus berkutat dengan kesibukan kantor. (eehh... jadi ngomongin kerjaan, hee...)

Walaupun stok foto & resep tahun lalu masih ada... (eitts... yang gress alias baru punya juga ada lho..!) Tapi rasanya belum mood aja untuk menulis, jadi ga ada salahnya kalau tulisan kali ini bermaksud untuk membangkitkan mood ku, hihhihiii... :P
Kemarin adalah akhir tahun ke-2 ku setelah pindah tugas ke Jakarta :-)
Walaupun tahun 2006-2008 juga pernah tinggal di Jakarta tapi pastinya terasa beda, karena dulu belum ada krucil2 ku tersayang... :-)


Tahun berganti tahun, kalau lihat foto seperti dicubit rasanya, duh... anak-anakku ternyata sudah besar, bahagia rasanya dengan hadirnya mereka di keluarga kecilku. My love, my inspiration :-)
Tapi sekaligus sedih juga kalau ingat selama ini mungkin tidak punya banyak waktu buat mereka, hiks...hiks... apalagi akhir tahun kemarin sering sekali lembur pulang malam :-( *curcol yee...
Apalagi kalau Calista dah protes; "Bunda kenapa siy lembur terus? Emangnya bunda kerjanya apa?"
Waduh, bingung deh jawab yang begituan. Hemmm... (kalau ini bukan dicubit lagi, tapi serasa ditampar,  ouch..!.)
Anyway, sudahlah... hidup memang sebuah pilihan dan syukuri apa yang ada :-) *menghibur diri

Kalau di malam tahun baru dimana-mana ramai, hiruk pikuk, gegap gempita menyambut pergantian tahun. Ada Jakarta Night Festival di Monas dan di tempat2 lain di seluruh penjuru Ibukota juga ramai, heboh, muacett, di sisi lain Suamiku masih lembur & akupun masih merasakan puegell, penat, letih karena berhari-hari sebelumnya lembur jadiii... aku memilih ngelonin anak-anak di kamar, hehehee.... :D
Sampai-sampai suara jedar jeder bunyi kembang api di sekitar rumah sekalipun ga sempat kedengeran karena saking pulesnya tidur :P
Nah paginya disodori foto-foto kembang hasil jepretan ayahnya di atap rumah. "Waahhh....indah sekalii...!" (kata Kakak & Adek waktu lihat foto-foto ini, tentunya dengan gaya khas mulut manisnya mereka yang nggemesin) :D

 
Ini foto-foto di atap rumah kontrakan, mudah-mudahan kembang api tahun depan foto kembang apinya bukan dari rumah kontrakan lagi tapi udah rumah sendiri...aamiin... :-)
Smoga tahun ini lebih baik daripada tahun kemarin dalam segala hal, aamiin.
Dan pastinya smoga aku jadi semakin rajin masak & ngeblog lagi, hehehe... :D


Cumi Kembang Saus Tiram

Bismillahirrohmanirrohiim.... Kali ini aku pingin posting resep masakan yang simpel bumbunya, bisa buat menambah referensi menu harian....